1.
Pengertian Stenografi Dan Manfaatnya
A.
Pengertian Stenografi
Stenografi
berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari 2 (dua) kata yaitu“STENOS” yang
berarti singkatan atau pendek“GRAPHEIN” yang berarti tulisan.Jadi stenografi (
stenography ) berarti tulisan singkat atau tulisan pendek. Tulisan steno dibuat
dan disusun sedemikian rupa pendek dan singkat sehingga mengakibatkan cepat
dalam menulisnya. Stenografi menggunakan tanda-tanda khususyang lebih singkat
daripada tulisan panjangnya ( latin), dan kemudian disempurnakan dengan menambah
beberapa singkatan ( sudah singkat disingkat lagi ), sehingga waktu yang
digunakan untuk menulis stenogramnya lebih cepat dibanding waku untuk
mengucapkan kata yang dimaksud. Misalnya orang yang menulis huruf latin t
diperlukan 4 gerakan, sedangkan untuk menulis huruf t dengan menggunakan huruf
steno hanya diperlukan satu gerakan saja. Karena hampir setiap lambang atau
symbol huruf steno hanya memerlukan satu gerakan saja.Maka karena pendeknya
gerakan atau sedikitnya gerak yang dibutuhkan dalam menulis steno, stenografi
jauh lebih cepat dibandingkan dengan menulis huruf latin.
B. MANFAAT STENOGRAFI
Manfaat stenografi banyak sekali.
Salah satu profesi yang erat kaitannya dengan ketrampilan stenografi adalah
wartawan. Ketrampilan ini bisa dipakai oleh wartawan saat mencatat berita atau
mewawancarai narasumber. Dengan ketrampilan menulis cepat, ia bisa memperoleh
bahan berita dengan lebih cepat. Memang sih, ada voice recorder, tape recorder,
handphone, bahkan Blackberry yang bisa digunakan secara praktis dan mudah. Tapi
ketrampilan stenografi tetap unik, bermanfaat, dan menarik untuk dipelajari.
Adapun manfaat dari belajar
stenografi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuat hasil persidangan atau
risalah lengkap.
2. Hasil sidang notulis sidang atau
panitia sidang pengadilan.
3. Untuk mencatat berita atau pesan
melalui pesawat telepon atau berupa sandi-sandi, baik bagi operator sekretaris
maupun bagi petugas airport.
4. Untuk mencatat dikte.
5. Mahasiswa/siswa yang pekerjaan
setiap hari menulis.
6. Bagi wartawan yang bidang
pekerjaannya mencari berita, menulis berita dan mewawancarai orang.
7. Menterjemahkan rekaman hasil sidang
atau rapat, karena dengan steno dapat diterjemahkan dengan cepat.
8. Untuk mencatat dan membuat catatan
yang bersifat rahasia.
a. Abjad
Abjad adalah sistem penulisan yang menuliskan
semua fonem, kecuali vokal. Hampir semua tulisan-tulisan Semitik tergolong
abjad, misalkan abjad Fenisia, abjad Arab, abjad Ibrani, dan abjad Suryani. Bangsa Yunani yang mengadopsi abjad Fenisia menambahkan beberapa lambang vokal ke dalam
sistem tulisan mereka yang baru agar tidak terjadi ambiguitas. Sistem tulisan
itu disebut alfabet dan
menurunkan alfabet Latin, Sirilik.

b. Huruf Konsonan (Huruf Mati)
Huruf
Konsonan adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
mendapatkan hambatan atau halangan. Jumlah huruf konsonan ada 21 buah, yaitu b, c, d, f, g, h, j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
c. Huruf Vokal (Huruf Hidup)
Huruf Vokal adalah bunyi ujaran akibat adanya udara yang keluar dari paru-paru
tidak terkena hambatan atau halangan. Jumlah huruf vokal ada 5, yaitu a, i, u,
e, dan o.

d. Huruf Konsonan Rangkap
Gabungan dua huruf konsonan ada 4 buah dalam bahasa indonesia, yaitu : kh, ng,
ny, dan sy. Contohnya : nyamuk, syarat, kumbang, khawatir, dsb

e. Penyelesaian penulisan berapa
ruang/derjad
1. Belajar pengenalan huruf. Dalam
tingkat ini ruang buku tulis dibagi dalam 3 ruang dengan menggunakan pensil.
Dianjurkan menggunakan buku yang 6 mm dan kalau dibagi 3 tiap ruang menjadi 2
mm. Untuk tahap ini dapat digunakan buku khusus untuk steno Karudeng yang sudah
mempunyai ruang 2 mm. Hal ini disebabkan karena huruf-huruf steno sistem
Karundeng ada empat macam ukuran, yaitu:
- Huruf yang tingginya 1 1/2 normal.
- Huruf yang tingginya 1 normal.
- Huruf yang tingginya 1/2 normal.
- Huruf yang mendatar pada garis
- Huruf yang tingginya 1 normal.
- Huruf yang tingginya 1/2 normal.
- Huruf yang mendatar pada garis
Dengan demikian huruf yang tingginya 1 ½ normal kalau ditulis pada buku
tulis yang sudah dibagi-bagi tersebut ditulis dalam 3 ruang, huruf yang 1
normal ditulis 2 ruang, dan yang ½ normal ditulis 1 ruang.
2. Memperkecil tulisan. Tahap ini
dimaksudkan untuk memperkecil tulisan dan mengurangi garis penolong, yaitu
dengan jalan menghilangkan salah satu garis. Dalam hal ini ruang buku tulis
tidak dibagi lagi 3 tetapi 2, jadi tiap ruang lebarnya 3 mm. dengan demikian
pedoman menulisnya adalah sebagai berikut:
-
Huruf yang tingginya 1 1/2 normal di tulis 1 1/2 ruang.
- Huruf yang tingginya 1 normal ditulis 1 ruang.
- Huruf yang tingginya 1/2 normal ditulis 1/2 ruang.
- Huruf yang tingginya 1 normal ditulis 1 ruang.
- Huruf yang tingginya 1/2 normal ditulis 1/2 ruang.
3. Menulis tanpa garis penolong.
Menulis tanpa garis penolong merupakan tujuan akhir menulis stenografi. Jadi
menulisnya diperbolehkan pada buku tulis biasa yang ruang garisnya 7 mm atau 8
mm atau menggunakan buku khusus stenografi. Tahap ini bisa dilakukan bila sampai
pada tingkat kecepatan.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar